Jumat, 20 Januari 2012

MUSIK REGGAE

Tahun 1968 banyak disebut sebagai tahun kelahiran musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menjadi penanda awal muasalnya, kecuali peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteady, yang sempat populer di kalangan muda pada paruh awal hingga akhir tahun 1960-an, pada irama musik baru yang bertempo lebih lambat : reggae. Boleh jadi hingar bingar dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan kondisi sosial dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.
Kata “reggae” diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska atau reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi elemen musik R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean (Calypso, Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut Mento, yang kaya dengan irama Afrika. Irama musik yang banyak dianggap menjadi pendahulu reggae adalah Ska dan Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik Afro-Amerika. Secara teknis dan musikal banyak eksplorasi yang dilakukan musisi Ska, diantaranya cara mengocok gitar secara terbalik (up-strokes) , memberi tekanan nada pada nada lemah (syncopated) dan ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.
Teknik para musisi Ska dan Rocsteady dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh musisi reggae. Namun tempo musiknya jauh lebih lambat dengan dentum bas dan rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal biasanya berat dengan pola lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang lebih lambat, pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik humanistik dan universal.
Album “Catch A Fire” (1972) yang diluncurkan Bob Marley and The Wailers dengan cepat melambungkan reggae hingga ke luar Jamaika. Kepopuleran reggae di Amerika Serikat ditunjang pula oleh film The Harder They Come (1973) dan dimainkannya irama reggae oleh para pemusik kulit putih seperti Eric Clapton, Paul Simon, Lee ‘Scratch’ Perry dan UB40. Irama reggae pun kemudian mempengaruhi aliran-aliran musik pada dekade setelahnya, sebut saja varian reggae hip hop, reggae rock, blues, dan sebagainya.

=================================

PROFILE COCONUTHEAD INDONESIA

Coconut Head Indonesia dibentuk di Medan pada tanggal 23 April 2005. Berawal dari dibukanya studio musik dengan nama Coconut Head. Dan waktu mereka membentuk band, nama Coconut Head lah yang mereka jadikan nama bandnya. Nama Coconut Head sendiri terinspirasi dari pemilik mereka yang sebelumnya pernah mendirikan café Coconut Head di Phuket, Thailand.

 Alasan mereka memilih reggae awalnya memang karena musik reggae masih asing di Medan, dengan memilih reggae sebagai genre band kami maka kami jadi yang pertama di Medan. Karena reggae masih asing di Medan tapi perlahan bersama B.T (Vocal), Imam (Guitars), Ndhoi (Bass), Kiky (Drums),dan Aidil (Keyboard) serta Tuty Chaney selaku manager, akhirnya bisa memperkenalkan musik yang diperkenalkan oleh Bob Marley ini kepada khalayak pecinta musik Medan. Selain itu reggae memang sudah menjadi darah yang mengalir di tubuh mereka.

 Musisi yang ang menjadi pengaruh lagu-lagu Coconut Head yang terutama sudah pasti dari Bob Marley, selain itu juga dari Big Mountain, Peter Tosh, Jimmy Cliff, Tony Q Rastafara, Mbah Surip dan dari semua musisi reggae di dunia.

 Kami sudah memiliki beberapa single yang sudah air play di radio-radio di Kota Medan dan sekitarnya. Kami berharap music reggae di Indonesia bisa lebih diterima oleh khalayak banyak dengan lebih sering diadakan acara musik reggae yang tidak hanya diadakan di Jawa saja tapi merata sampai ke pelosok daerah sehingga musik reggae bisa lebih akrab di telinga pecinta musik di Indonesia. Kami juga menginginkan reggae jangan selalu diidentikkan dengan ganja. Selama ini kalau kita membicarakan reggae pasti selalu dikaitkan dengan ganja, itu salah satu keinginan kita. Mengutip lirik lagu Tony Q Rastafara, “Reggae gak harus gimbal, gimbal gak selalu reggae. Reggae gak harus beganjo, ganjo gak selalu reggae.” (Tony Q Rastafara – Reggae dot Com).

 Contact Person :
 Alamat : Jl. Denai Ujung No. 242 Medan
 Email : coconuthead_indonesia@yahoo.com, coconuthead.indonesia@gmail.com
 Facebook : COCONUT HEAD BAND / CoconutHead Indonesia / CoconutHead KepalaKelapa
 Twitter : @CoconutHeadBand
 Reverbnation / Myspace
 Manager Tuty Chaney 085296613146 / 081396367117
Road Manager: Bogel 082260279423 / 087887075131